Jakarta – Koordinator Barisan Waras Indonesia (BWI), Muharram Yamlean, menegaskan pentingnya literasi digital dan verifikasi informasi sebelum disebarkan ke ruang publik. Pesan tersebut ia sampaikan dalam diskusi publik bertajuk “Bahaya Disinformasi Influencer Bagi Persatuan Bangsa” yang digelar BWI di Jakarta Pusat, Kamis (18/9).
“Literasi digital sangat penting sebagai edukasi agar masyarakat bijak menggunakan media sosial,” ujar Muharram.
Ia mengungkapkan, beberapa minggu terakhir terjadi aksi yang menimbulkan kerugian materi di sejumlah daerah maupun Jakarta. Situasi itu, menurutnya, merupakan dampak dari beredarnya informasi simpang siur bahkan hoaks.
“Boleh saja menyampaikan informasi ke publik, tetapi pastikan sudah diverifikasi, akurat, dan bisa dipercaya. Jika tidak, dampaknya bisa menimbulkan keresahan hingga konflik di masyarakat,” tegasnya.
Muharram mencontohkan peristiwa di Nepal yang dipicu disinformasi. Ia mengingatkan agar Indonesia belajar dari kasus tersebut dan mengajak masyarakat, termasuk para influencer, lebih bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi.
“Informasi salah itu berbahaya, bisa memicu perpecahan. Masyarakat harus berani berhenti di dirinya sendiri saat menerima informasi yang tidak benar. Jangan diteruskan, karena itu sama saja ikut menyebarkan hoaks,” katanya.
Ia berharap diskusi publik semacam ini tidak hanya sekali, tetapi berkelanjutan sebagai ruang edukasi bersama.
“Pesan kami sederhana: tetaplah waras dalam bermedia sosial. Mari menjaga ketentraman dan persatuan bangsa dengan menyebarkan informasi yang sehat dan bermanfaat,” pungkas Muharram.