Tahu.co.id, Sumedang – Hujan deras di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Minggu (11/02/2024) sore hingga malam hari menyebabkan enam desa diterjang banjir.
Banjir terjadi di enam desa di Kecamatan Ujungjaya. Enam desa yang tergenang itu, yakni Desa Ujungjaya, Desa Palasari, Desa Gudang Wangi, Desa Sukamulya, Deaa Cipelang, dan Desa Palabauan.
“Total ada enam desa yang diterjang banjir,” kata Risyana, Camat Ujungjaya dikutip dadi TribunJabar.id.
Risyana mengatakan, pemukiman penduduk di enam desa tersebut diterjang banjir akibat luapan Sungai Cipelang dan tanggul jebol saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.
Kemudian, kata Risyana, hingga malam tadi pihaknya pun mengevakuasi warga yang terjebak di lokasi banjir.
Selain itu, Risyiana menyebutkan mengakibatkan jembatan penghubung antar kecamatan di Kampung Neglasari, Desa Babakan Asem, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, ambrol.
“Kejadiannya sekira pukul 17.00 WIB. Kejadiannya setelah hujan deras turun selama sekitar satu jam,” paparnya.
Meski begitu, Camat tak menyebutkan jumah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir tersebut.
“Masih banyak warga yang masih perlu dievakuasi, ini masih evakuasi warga, masih hujan, nanti disampaikan kembali, “ucapnya.
Sementara itu, Dandim 0610 Sumedang, Letkol Kav Christian Gordon Rambu yang meninjau langsung lokasi menyebutkan, sebanyak 170 KK terdampak banjir. Dandim juga membenarkan seorang nenek meninggal dunia di Puskesmas Ujungjaya setelah sebelumnya dievakuasi akibat terjebak banjir. Dandim menyarankan agar warga segera direlokasi.
Wilayah Blok Leuwi Awi yang bersebelahan dengan Gerbang Tol Ujung Jaya yang dilalui aliran Sungai Cipelang kerap dilanda banjir setiap tahunnya. Namun tahun ini merupakan yang terparah mengakibatkan sorang nenek Arum (70) tahun meninggal dunia akibat kedinginan.
Diketahui, petugas gabungan TNI, Polri dan BPBD berjibaku mengevakuasi warga yang terjebak banjir permukiman penduduk di Dusun Leuwi Awi, Desa Ujung Jaya, Sumedang, Jawa Barat. Hingga Senin (12/2/2024) dini hari, banjir merendam ratusan rumah warga hingga ketinggian tiga meter.
Akibat terputusnya jembatan penghubung itu, warga yang menggunakan sepeda motor dan mobil terpaksa harus memutar dan melewati jalur alternatif. Untuk sementara, warga harus lewat Kampung Kendal, Desa Babakan Asem, dengan jarak tempuh sekitar 10 kilometer. Yang biasanya bisa ditempuh sekitar 15 menit, kini harus ditempuh sekitar 30 menit