Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Berita

Sebanyak 20 Siswi Disalah Satu Ponpes Lombok Barat Diduga Menjadi Korban Pelecehan Seksual

53
×

Sebanyak 20 Siswi Disalah Satu Ponpes Lombok Barat Diduga Menjadi Korban Pelecehan Seksual

Sebarkan artikel ini

Mataram – Sebanyak 20 siswi di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Lombok Barat diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh pimpinan yayasan berinisial AF sejak 2016.

“Ada 20 orang yang menjadi korban, 7 diantaranya sudah melapor,” kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, Senin (21/04/2025) kemarin.

Example 300x600

Dari 20 orang tersebut, kata Joko, 10 diantaranya mengalami pelecehan hingga persetubuhan, sedangkan sisanya mengalami pelecehan tanpa persetubuhan.

Dirinya menjelaskan, separuh dari korban merupakan alumni dari Ponpes tersebut. “Kekerasan seksual pada korban sudah dilakukan dari 2016-2023,” tambahnya.

Kasus ini kata Joko, awalnya ditangani oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram. Namun, dalam perkembangannya, LPA membentuk sebuah aliansi bernama Stop Kekerasan Seksual NTB untuk memperkuat upaya penanganan dan advokasi terhadap kasus tersebut.

Ketua LPA Mataram itu membeberkan, korban berani melapor setelah mereka menonton serial televisi Malaysia berjudul “Bidaah.” Dari situ korban merasa mereka mengalami perlakuan yang sama seperti perlakuan tokoh Walid pada santriwati di film tersebut.

“Bermula dari grup alumni, nonton Walid itu kok sama ya, tuan guru ini kok kek walid itu. Akhirnya korban speak up, sama-sama curhat di grup alumni, kemudian melapor,” terangnya.

Terduga pelaku menjalankan aksinya dengan modus menjanjikan keberkahan di rahim para korban, dengan iming-iming bahwa mereka akan melahirkan anak-anak yang kelak menjadi wali.

“Terduga pelaku melakukan aksinya di ruang kelas, jadi satu persatu diajak ke dalam ruangan itu di sekitar pukul 01.00-02.00 dini hari,” terangnya.

Pelecehan seksual rata-rata dialami korban saat masih usia anak. Joko menyebut bahkan ada siswi yang diduga sudah dilecehkan sedari kelas satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga kelas tiga Madrasah Aliyah (MA). Namun yang paling banyak menjadi korban itu siswi lulusan 2022-2023.

“Ada kesempatan, ada relasi kuasa, itu yang dimanfaatkan terduga pelaku,” katanya.

Sebelumnya, terduga pelaku sudah mengakui perbuatannya pada pihak pimpinan Ponpes. Namun, dalam keterangannya, ia lupa berapa oranh dan kapan tepatnya ia melakukan perbuatan keji tersebut.

Ketua Satuan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unram itu menyebutkan, saat ini beberapa korban telah mendapatkan pendampingan dari pihak kepolisian. “Tapi yang paling penting yang kita lakukan sekarang adalah bagaimana kita melakukan rehabilitasi psikologi para korban,” ucapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini. “Kami akan terus memastikan menemukan korban-korban lainnya oleh pimpinan tersebut,” ucapnya.

Lebih lanjut, dirinya menyebutkan, hari ini pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi korban, pimpinan pondok pesantren, dan terduga pelaku. Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) juga sudah dilakukan hari ini.

Dirinya mengatakan akan tetap melakukan visum pada korban meskipun kejadian pelecehan ini sudah terjadi cukup lama.

Untuk saat ini, pihak kepolisian telah mengamankan terduga pelaku di Polresta Mataram untuk menjaga situasi tetap aman dan tertib. “Kita secepatnya akan melakukan penetapan tersangka,” pungkas Regi.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *